Kamis, 23 Oktober 2008

Berita Bullying di Antara Jawa Timur

Beranda | Pendidikan/Pesantren
Senin, 20 Okt 2008 17:39:26
Surabaya Borong Juara Lomba Antikekerasan di Sekolah
Surabaya - Siswa SMP dan SMA di Surabaya "memborong" juara pada lomba seni dalam rangkaian "Kampanye Antikekerasan di Sekolah" yang diselenggarakan Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Unesa Surabaya bekerjasama dengan Plan Indonesia dan Yayasan Sejiwa.

Koordinator Humas Panitia Kampanye Antikekerasan di Sekolah, Autar Abdillah kepada ANTARA di Surabaya, Senin menjelaskan, dari 12 besar juara yang terpilih, delapan diantaranya adalah siswa dari Surabaya disusul Bojonegoro.

"Untuk foto dan poster, semuanya diraih siswa dari Surabaya. fotografi adalah, Rifky Farandy dari SMP Muhammadiyah 6, Shinta Ayu Maydanti dari SMP Muhammadiyah 6 dan Sita Evita Kumalasari dari SMAN 4 Surabaya," katanya.

Sementara poster dimenangkan oleh Emka SP dari SMAN 16, Mar'atul Fina dari SMAN 4 dan Evlyn Livia W dari SMA Frateran," kata dosen teater FBS Unesa itu.

Untuk musik, yang terpilih adalah, Aqxen Band dari SMPN 3 Kediri, Maha Banda dari SMAN 1 Bojonegoro dan Sound of Tetra Band dari SMAN 4 Surabaya.

"Untuk puisi, yang terpilih adalah, Alfina Raida V dari SMAN 5 Surabaya, Dita Purintina dari SMAN 1 Bojonegoro dan Betari Shynta P dari SMAN 1 Bojonegoro," kata Autar yang juga Sekretaris Dewan Kesenian Surabaya (DKS) itu.

Ia mengemukakan, ke-12 juara atau para pemenang tiga besar dari empat bidang seni itu akan menjadi utusan Jawa Timur untuk berlomba kembali pada tingkat nasional di Jakarta.

"Mereka akan bertarung memperebutkan juara satu untuk masing-masing bidang seni. Masing-masing juara pertama tingkat nasional itu akan dikirim untuk mengikuti lomba di ajang Asia Pasifik di Bangkok," katanya.

Sementara ketua panitia kampanye tersebut, Djuli Djatiprambudi mengemukakan, kegiatan itu digelar karena sampai kini masih banyak kekerasan yang dialami siswa di sekolah. Bahkan saat ini ada gejala kekerasan struktural yang dialami guru dari pejabat di
atasnya.

"'Bullying' atau kekerasan struktural yang dialami guru, antara lain, target nilai Unas, target kelulusan dan ketidakjelasan model pembejalaran yang kemudian menjadi korban adalah siswa," kata Ketua Jurusan Seni Rupa Unesa itu.

Menurut dia, regulasi sistem pembelajaran yang tidak stabil karena sifatnya hanya ujicoba, juga membuat para guru tertekan. Sistem pembelajaran yang satu belum dinilai berhasil sudah diganti dengan sistem lainnya.

"Semua itu menjadi beban bagi guru yang pada ujungnya siswa menjadi korban. Karena itu, sudah saatnya semua pihak berkomitmen untuk menciptakan sekolah yang ramah dan humanis," kata Ketua Jurusan Pendidikan Seni Rupa Unesa itu.

Secara strukural, katanya, juga banyak guru yang mengalami tekanan dari kepala sekolah. Kepala sekolah juga mengalami tekanan dari atasannya dan tekanan itu berjenjang ke atasnya, bahkan hingga ke tingkat menteri.

Masuki M. Astro


© 2008 Antara Jatim dot Com. All rights reserved
| Tentang PERUM LKBN ANTARA | Hubungi kami | Total Visits : 104176 | Visitor Online : 2 |

2 komentar:

Dirgadava X Hanieve mengatakan...

pak,,,sertifikat bullyingx dari bjonegoro ada beberapa anak yg kemaren salah ketik.truz d kembalikan ke panitia..ktax mo dkirim lewat pos klo udah di betulin,,tp ampek skrg blom ada kjelasan sama sekali.sama tlong di komentarin spectrum band donk yach..yg bawa 2 nominasi lagu,tp koq gak nyantol satu pun yach,,,pdahal udah maxz loch pak....

Dirgadava X Hanieve mengatakan...

pak,,,sertifikat bullyingx dari bjonegoro ada beberapa anak yg kemaren salah ketik.truz d kembalikan ke panitia..ktax mo dkirim lewat pos klo udah di betulin,,tp ampek skrg blom ada kjelasan sama sekali.sama tlong di komentarin spectrum band donk yach..yg bawa 2 nominasi lagu,tp koq gak nyantol satu pun yach,,,pdahal udah maxz loch pak....