Rabu, 26 November 2008

Budaya Lokal Masih Terabaikan

Budaya Lokal Masih Terabaikan
Sampaikan Pesan dengan Komunikasi yang Efektif


Bandung, Kompas - Pemerintah masih kurang serius mengangkat budaya lokal masyarakat. Kondisi ini harus dimanfaatkan oleh para seniman sebagai celah untuk membangun komunikasi dengan masyarakat dan mengangkatnya menjadi hasil seni.

Koreografer tari Oos Koswara mengatakan, suatu saat budaya dan kearifan lokal hanya akan menjadi sejarah. "Generasi tua biasanya menyimpan berbagai kearifan lokal menjadi bagian perilaku sehari-hari, dan jarang yang mau secara terbuka membagikannya kepada generasi muda sehingga generasi muda yang harus aktif menggali dari mereka," kata Oos, Sabtu (2/6) malam, sebelum pementasan sendratari Pangirut Marongge di Teater Terbuka Taman Budaya Jawa Barat.

Menurut Oos, berbagai bentuk budaya lokal harus mendapat apresiasi yang lebih dari para seniman. Sebab, merekalah yang memiliki kesempatan lebih banyak untuk mengeksplorasinya.

Maman Noor, pelukis dan Ketua Juri Kompetisi Seni Lukis Jawa Barat 2007, melihat kondisi yang sama. Kegelisahan para pelukis terhadap eksistensi budaya lokal Jawa Barat diekspresikan melalui berbagai bentuk figur budaya lokal yang dipadukan dengan budaya modern.

Dalam Kompetisi Seni Lukis Jawa Barat, Maman Noor melihat, beberapa peserta mampu menuangkan kegelisahannya terhadap kelangsungan budaya lokal dalam lukisan.

Maman mengatakan, lukisan itu menunjukkan para seniman dari generasi terkini mampu memanfaatkan celah untuk mengekspresikan kegelisahan masyarakat.

Seniman Putu Wijaya berpendapat, seniman memiliki tugas ganda dalam kesehariannya. Selain mengaktualisasikan pendapat pribadi untuk disajikan dalam hasil seninya, para seniman juga menjadi corong bagi masyarakat kecil, termasuk terhadap kelangsungan budaya lokal di masyarakat.

Salah satu cara yang efektif untuk mengangkat budaya dan kearifan lokal, dengan menggelarnya sebagai tontonan bagi masyarakat.

Selama ini banyak seniman yang terjebak pada pengangkatan tema, tetapi melupakan bentuk komunikasi yang efektif dengan masyarakat sebagai penonton. Akibatnya, pesan yang ingin disampaikan tidak tercapai.

Kepala Seksi Pemanfaatan Taman Budaya Jawa Barat Romlah mengatakan, salah satu cara menyampaikan garapan para seniman kepada masyarakat adalah menggelarnya di tempat terbuka.

Kebanyakan masyarakat umum yang awam seni lebih nyaman berada di lingkungan yang mirip tempat mereka bersosialisasi sehari-hari. Di Jawa Barat pemanfaatan teater terbuka di Taman Budaya menjadi salah satu strategi untuk mengusung budaya lokal agar dikenal kembali oleh masyarakat kecil.

Jawa Barat termasuk yang mulai aktif menggelar seni pertunjukan untuk konsumsi masyarakat kecil dalam kemasan yang elegan. Di Yogyakarta seni pertunjukan sering terbentur ketersediaan ruang terbuka. Akibatnya, seni pertunjukan dikemas dengan kaku untuk memenuhi jadwal, seperti untuk acara sekaten. (aha)

Tidak ada komentar: