Rabu, 26 November 2008

Dramaturgi I-9

DRAMATURGI I
Pertemuan 9

Seni Peran Constantin Stanislavsky
Hingga Jerzy Grotowsky

• Constantin Sergeyevich Stanislavsky (1863-1938) yang lebih sering di panggil Alexeyev atau di Indonesia dengan sebutan Stanis, lahir di Moskow, 17 Januari 1863. Ia menjadi fenomenal di seluruh dunia karena temuan-temuan seni perannya sangat signifikan dalam dunia teater. Namun demikian, temuannya pada upaya persiapan seorang aktor telah menempatkan dirinya sebagai tokoh besar penemu seni peran dan keaktoran.
• Selain seni peran atau keaktoran, Stanislavsky juga seorang sutradara yang baik. Ia pelopor dalam pendekatan presentasi. Dia ingin para aktor dapat bekerjasama dan mampu mempertunjukkan serta mengkomunikasikan keseluruhan pesan yang ingin disampaikan penulis naskah.
• Di samping Stanislavsky, kita juga dapat menemukan Methode-nya Lee Strassberg, dan Psychological Naturalism-nya Uta Hagen yang menggunakan pendekatan Presentasi.
• Pendekatan seni peran Presentasi disebut juga pendekatan realisme mengutamakan identifikasi antara jiwa si aktor dengan jiwa si karakter, sambil memberi kesempatan kepada tingkah laku untuk berkembang. Perkembangan tingkah laku berasal dari situasi-situasi yang diberikan penulis naskah. The magic if, bagi Stanislavsky sebagai suatu ekspresi aksi-aksi karakter yang tergantung dari identifikasi yang dibuatnya dengan pengalaman pribadi seorang aktor.
• Berbeda dengan pendekatan Presentasi adalah pendekatan Representasi –di sebut juga pendekatan formalisme. Pendekatan Representasi mengutamakan segi ekspresi pertunjukan, baik itu dari segi fisikal, intelektual, maupun spiritual. Di samping itu, pengungkapan ekspresif, puitis, dan romantis menjadi titik tolak pula. Semuanya mengutamakan detail-detail pengungkapan yang di atur sedemikian rupa, sehingga keindahan yang diharapkan dapat terilustrasi. Tingkah laku dan status sosial, lingkungan, tradisi-tradisi di mana karakter tersebut pernah hidup, diabadikan, lalu diilustrasikan secara eksplisit. Si aktor mempelajari sejarah dan dunia tempat si karakter hidup. Si aktor menyelidiki lingkungan keluarga si karakter, umur, tinggi dan berat badan, bentuk wajah, bahkan gestur-gesturnya dan dilatih sedemikian rupa untuk dimimikkan kembali. Jadi, aktor bertugas sebagai seseorang yang merepresentasikan karakter yang dimainkan.
• Jerzy Grotowsky merupakan sutradara dan salah seorang penggagas berdirinya Theatre Laboratory. Ia mencoba menemukan salah satu konsep berperan yang kini cukup banyak diminati, terutama di Eropa. Di Indonesia, pemahaman seni perannya masih dipahami secara dangkal.
• Grotowsky menolak suatu gagasan seni peran yang disebut electicisme. Menurut dia gagasan electicisme itu palsu. Di samping itu, ia mencoba pula menentang pemahaman bahwa teater merupakan gabungan dari berbagai disiplin seni. Lalu, Grotowsky menekankan produksi pementasannya pada hubungan yang kuat antara aktor dan penonton. Bagi dia, tidak perlu ada tata rias, musik bahkan panggung sekalipun, yang penting adalah pertemuan aktor dan penonton.
• Grotowsky mengakui bahwa ia telah mempelajari dan metode yang terpenting dia pelajari dan juga di tiru sebagai pembuka perspektif metodenya, antara lain latihan irama dari Dublin, penemuan tentang reaksi ekstroversif dan introversif dari Delsarte, teori olah tubuh (physical action) Stanislavsky, latihan bio-mekanik yang dikembangkan Meyerhold, teori sistesis dari Vakhtangov, begitu pula dengan teknik latihan Opera Peking, Kathakali di India, dan teater Noh di Jepang.
• Metode yang digunakan Grotowski adalah metode Deduktif, yakni mencoba mendedusir ketrampilan-ketrampilan melalui ketegangan-ketegangan menuju situasi yang paling ekstrim, dengan mencoba membuka diri seluas-luasnya, tanpa perasaan egoistik. Aktor melakukan penyerahan diri secara total. Mereka berusaha membatasi perlawanan organ tubuh terhadap proses psikis. Denyut jantung dan reaksi saling bersaing, tubuh hilang, terbakar, penonton Cuma melihat serangkaian denyut dan tubuh. Inilah yang di sebut Via Negativa.
• Via negativa –merupakan salah satu prinsip seni peran terpenting dari Grotowski, bukanlah tumpukan keterampilan (skill), tetapi usaha menghilangkan semua penghalang. Konsentrasi tidak dipahami secara spiritual, tetapi pada komposisi peran dan konstruksi bentuk-bentuk, pada ekspresi tanda-tanda, yaitu pada segi-segi simboliknya yang tampak.
• Penyusunan suatu peranan sebagai suatu sistem tanda-tanda yang membeberkan apa yang ada di balik topeng atau kepalsuan manusia: segala dialektika tingkah laku manusia. Seseorang tidaklah akan bertingkah laku wajah atau alamiah, bila ia dihadapkan pada situasi yang mengguncangkan jiwanya.

Ringkasan
Dalam berperan atau berakting, seseorang dapat melakukan berbagai pendekatan. Pendekatan-pendekatan tersebut memiliki konsekuensinya masing-masing-masing. Pendekatan Representasi memandang bahwa berbagai aspek formal –yang fashionable, dalam kehidupan dapat diilustrasikan dalam berperan. Sedangkan, pendekatan Presentasi memandang perlunya pendekatan berperan kejiwaaan si aktor dengan si karakter yang diperankan. Lebih jauh, Jerzy Grotowski memosisikan seni peran yang mampu membangkitkan kreativitas aktor lebih luas.


Topik Diskusi
1. Jelaskan konsep seni peran Stanislavsky
2. Bagaimana perbedaan seni peran Stanislavsky dengan Grotowsky
3. Jelaskan perbedaan seni peran Representasi dan Presentasi


Bersambung ke Pertemuan 10

Tidak ada komentar: