Rabu, 26 November 2008

Dramaturgi I-5

DRAMATURGI I
Pertemuan 5

Konvensi Panggung, Gaya Pemanggungan,
Dialog dan Spektakel, Manajemen Pentas

• Kita mengenal empat bentuk dasar panggung (stage), yakni panggung prosenium, arena, panggung dorong, dan panggung dorong dengan tiga-perempat tempat duduk
• Bentuk-bentuk panggung ini memiliki lingkungan yang berbeda. Lingkungan ini mempengaruhi seluruh aspek pertunjukan yang ada. Pengaruh ini memiliki konvensi yang berbeda-beda pula.
• Bentuk panggung prosenium yang pertama kali diperkenalkan pada era Renaissance di Italia.
• Panggung arena kita kenal dalam banyak teater tradisional kita. Sedangkan panggung dorong belum banyak digunakan di Indonesia.
• Gaya pemanggungan dipengaruhi oleh beberapa hal, di antaranya bentuk panggung, aliran dramatik, konsepsi sutradara, kecenderungan pemeranan aktor, dan wacana publik.

Manajemen Pementasan
• Produksi pertunjukan teater adalah kegiatan yang melibatkan banyak sektor/bagian, dan pihak terkait yang terintegratif. Sektor/bagian dan pihak-pihak tersebut dapat dibagi menjadi dua sektor, yakni Sektor Artistik yang terdiri dari Sutradara, Aktor, Penata artistik atau art director (tata panggung, tata rias, tata kostum, tata cahaya dan suara) yang dilengkapi dengan pimpinan panggung (stage manager).
• Sektor kedua adalah manajemen produksi (Pimpinan Produksi, pengembangan publik, Pemasaran, Pengelola keuangan, dan lain-lain), serta beberapa sektor yang lebih kecil lagi, seperti penjual tiket, hubungan masyarakat yang terdiri dari pengelola publikasi, pembuat dokumentasi, pencari relasi atau sponsorship
• Keseluruhan komponen tersebut bukan berarti terpisah satu sama lainnya. Bagaimanapun juga, sektor atau bidang yang bukan berkaitan dengan artistik, harus memahami berbagai kebutuhan yang diperlukan dalam penataan artistik. Kesepahaman diantara kedua bidang ini secara langsung maupun tidak langsung, saling menunjang keberhasilan produksi teater. Untuk itu pula, kedua bidang ini memiliki upaya yang sama dalam mewujudkan sebuah produksi teater. Artinya, tidak satu bidang pun yang dianggap lebih dominan satu sama lain.
• Manajemen pementasan merupakan sebuah proses produksi. Menurut James A.F. Stoner, secara intrinsik manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan pengguna sumber daya-sumber daya organisasi lainnya, agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Lebih jauh Hani Handoko menempatkan manajemen sebagai seni yang mengandung arti bahwa hal itu adalah kemampuan atau ketrampilan pribadi (1999: 8). Manajemen produksi dalam teater, memang bukan manajemen barang yang dapat dilihat secara kasat mata. Tetapi, sebuah pengelolaan produksi yang terjadi dalam satu waktu tertentu, atau sebuah pertunjukan yang sesaat. Sehingga, pola pengelolaannya berbeda dengan manajemen produksi pada umumnya.
• Melalui manajemen pementasan teater ini kita mengetahui bagaimana sebuah produksi teater dilakukan. Hal ini juga sangat penting untuk mengetahui berbagai kemampuan yang kita miliki sebelumnya, misalnya kemampuan berperan, menyutradarai, penataan artistik hingga mengelola manajemen produksi. Meminjam pernyataan Ratna Riantiarno, bahwa “berbicara produksi teater, mustahil untuk tidak membicarakan perihal manajemen yang sering dilupakan oleh para seniman/pekerja Teater, Tari atau Musik.
• Di samping itu, produksi teater tidak terlepas dengan aspek upaya mencapai tujuan, yakni memproduksi teater. Untuk mencapai tujuan tersebut, terdapat berbagai proses yang panjang, mulai dari perencanaan produksi, pelaksanaan produksi hingga mengevaluasi proses produksi tersebut. Banyak bukti menunjukkan berbagai kegagalan dalam proses produksi teater, karena tidak terjalinnya hubungan aspek perencanaan dengan aspek pelaksanaan produksi. Begitu pula dengan banyaknya pelaksanaan produksi yang tidak berkelanjutan, karena tidak adanya aspek pengevaluasian yang baik. Hal ini bisa terjadi karena tidak semua komponen organisasi yang terlibat, memiliki kepercayaan yang sama dalam proses manajemen produksi. Satu hal pula yang sering dilupakan adalah, bahwa ”fakta kebutuhan yang di sebut William Butler Yeats, ”usaha teater, mengelola manusia (theatre bussines, management of man)” –fisik dan tekanan komersial tak dapat dihindari dalam teater sebagai insti¬tusi sosial dan ekonomi.

Ringkasan
Konvensi panggung mempengaruhi seluruh aspek yang ada di atas panggung. Sedangkan gaya pemanggungan sangat dipengaruhi oleh beberapa hal, di antaranya karya drama, gagasan sutradara, kecenderungan penonton, dan sutuasi yang muncul dari keinginan para pelaku teater untuk membangun teater yang sesuai dengan warna kultural dan ciri suatu pertunjukan.
Dialog merupakan sarana seorang pemain atau aktor untuk mengkomunikasikan dirinya pada penonton. Sedangkan spektakel merupakan unsur tontonan besar dapat menjadi komponen maupun alat dari aktor untuk menyampaikan atau mempersembahkan dirinya pada penonton.

Struktur Manajemen Pentas Gabungan versi Teater KOMA

Produser



Sutradara

Kelompok Kelompok

Administrasi Pimpinan Produksi Manajemen

Teater Panggung

Naskah




Keuangan Marketing Rumah Tangga

-Modal -Publikasi -Sekretariat
-Penyusunan -Ticketing -Perizinan
Anggaran -Buku Acara -Tempat Latihan
-Mencatat -Sponsor -Gedung Pertunjukan
Pengeluaran -Dokumentasi -Konsumsi
-Memonitor -Humas -Transportasi
Anggaran -Keamanan
-Kesehatan




Pekerja Penata Artistik Penata Musik

-Stage Manager -Kostum -Pemusik
-Asisten Sutradara -Tata Rias & Rambut -Peralatan Musik
-Aktor/Aktris -Property -Penata Suara
-Pencatat -Seting Panggung Penyanyi
-Crew Panggung -Disain Lampu
-Pembantu -Grafis
Umum -Efek Spesial Penata Gerak
-Penari
-Aktor/Aktris

Dikutip dari:
Tommy F. Awuy, at. al (penyunting), 1999, Teater Indonesia, Konsep, Sejarah, Problema, Jakarta: Dewan Kesenian Jakarta, hal. 360
Topik Diskusi
1. Bagaimana pendapat anda perbedaan konvensi panggung dapat mempengaruhi penerimaan penonton terhadap teater.
2. Bacalah sebuah naskah, lalu bayangkanlah bagaimana gaya pertunjukan yang tepat menurut anda. Lalu, saksikanlah pertunjukan teater, dan amatilah gaya pemanggungannya.
3. Jelaskanlah, apakah yang mempengaruhi gaya pemanggungan
4. Bagaimana peran dialog dan spektakel dalam suatu pertunjukan teater.
5. Bagaimana manajemen pementasan yang baik menurut anda, dan bagaimana anda mencermati berbagai pelaksanaan manajemen pementasan yang pernah anda saksikan


Bersambung ke Pertemuan 6

Tidak ada komentar: