Rabu, 26 November 2008

Dramaturgi I-11

DRAMATURGI I
Pertemuan 11

Pemikiran dan Metode
Penulis Naskah dan Sutradara

Bertolt Brecht

Bertolt Brecht. Teori dan praktek dramanya sekarang ini menduduki tempat yang sangat penting, tidak hanya untuk kaidah normatif (sebagaimana adanya) studi drama. Tetapi juga kelihatan sebagaimana nama Brecht --dan gagasannya-- muncul di mana-mana: dalam studi abad Pencerahan, teori postmodernisme, praktek dan penelitian teater kontemporer, studi kebudayaan, teori film, studi Marxis, dan sebagainya. Penonton memang merupakan titik pandang utama bagi Brecht, dan hal ini juga terdapat dalam teater perlawanan post-Brechtian, bahwa penonton sangat nyata mengambil peran yang makin produktif.
• Sejak 1930-an, Brecht memusatkan perhatiannya pada konsep teater Epik (Epic Theatre). Baginya, teater modern adalag teater Epik. Kata Epik ini sudah terdengar sejak 1924, ketika ia mengadakan perjalanan dari Munich ke Berlin (Jerman). Secara teoritis, Brecjt memadukan berbagai pembaharuan di berbagai sisi, diikuti dengan ide Marxis.
• Dalam pengantarnya untuk pertunjukan Mahagony (Mahoni), ia membandingkan teater dramatik yang tradisional dengan bentuk epik. Kata kunci yang digunakannya adalah pengalaman (experience) dengan konsepsi dunia, sugesti dengan argumen, perasaan dengan reason.
• Jika teater damatik melibatkan penonton dalam suatu aksi di atas pentas, teater epik membuat atau menempatkan penonton sebagai peninjau dan membangun aktivitasnya. Bila teater dramatik memperlakukan manusia itu sebagai entitas-yang pasti (fixed-entity), sebagai sesuatu yang tak dapat berubah. Maka, teater Epik mengartikan penonton sebagai objek penelitian (object of investigation), sebagai sesuatu yang dapat diubah atau diganti, singkatnya sebagai suatu proses. Dalam teater dramatik dipercaya bahwa kemajuan itu tak dapat dielakkan, maka teater Epik bependapat bahwa kemajuan ditentukan oleh lompatan (leaps). Begitu pula dengan penetapan adegan dalam teater dramatik yang menatapkan suatu adegan untuk adegan lainnya. Sedangkan teater epik menetapkan adegan hanya untuk dirinya sendiri.
• Dalam Little Organon for the Theatre (1949), Brecht menjelaskan:
• Karena kehadiran penonton itu tidaklah diundang untuk melemparkan dirinya ke dalam fable, seperti ke dalam singai dan membuat mereka mondari-mandir tidak menentu, maka kejadian-kejadian yang khusus (individual event), haruslah diikat bersama dalam suatu cara, sehingga simpulnya dapat ditentukan dengan jelas: kejadian-kejadian itu tidaklah berurutan satu sama lainnya tanpa terasa, tetapi suatu kejadian haruslah mampu melewati suatu pertimbangan di tengah-tengah kejadian. Dengan demikian, bagian-bagian dari fable itu dengan hati-hati di susun dari yang satu ke yang lain. Tiap-tiap kejadian di beri struktur sendiri, sehingga dapat dikatakan sebagai drama dalam drama.
• Dalam A Man’s a Man (diproduksi 1933), berkenan dengan seni peran disebutkan bahwa Cara berbicara haruslah dianalisa sesuai gerak, dan usaha dari seorang aktor teater Epik, haruslah mengusahakan agar kejadian-kejadian tertentu yang terjadi di antara manusia itu menjadi jelas, dan menempatkan manusia sebagai lingkungan. Pemeran (aktor) bukanlah tokoh tungal yang tidak bisa berubah, tetapi tokoh yang berubah terus menerus, yang kejelasan keberadaannya justru ketika ia mengalami perubahan.
• Konsep Alienasi (Verfremdung) belum muncul dalam naskah Brecht sebelum 1936. Konsep ini juga ditemukan di Rusia dengan istilah Ostrannenie. Konsep ini dimaknai sebagai kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa tertentu dalam drama itu –dalam arti inskripsi, penyisipan musik dan suara-suara serta teknik sang aktor—hendaklah ditingkatkan atau diasingkan dari batas-batas yang biasa, wajar dan diharapkan akan berfungsi sebagai suatu adegan lengkap yang berdiri sendiri.


Ringkasan
Masing-masing penulis naskah dan sutradara memiliki pemikiran dan metode yang berbeda. Namun demikian, perbedaan tersebut terkadang memiliki hubungan yang progresif satu sama lainnya. Berbagai pemikiran dan metode tersebut juga tidak terlepas dari pertumbuhan masyarakat dan dunia pemikiran teater maupun drama secara keseluruhan.

Topik Diskusi
1. Bandingkanlah pemikiran dan metode beberapa penulis naskah dan sutradara yang anda kenal
2. Cobalah temui beberapa penulis naskah dan sutradara yang tinggal di tempat anda tinggal. Cobalah catat pemikiran metode penulisan naskah atau penyutradaraan yang dilakukannnya
3. Cobalah bandingkan, antara penulis naskah yang ikut terlibat dalam penyutradaraan dengan penulis naskah yang tidak terlibat dengan penyutradaraan


Bersambung ke Pertemuan 12

Tidak ada komentar: