Rabu, 26 November 2008

Dramaturgi I-4

DRAMATURGI I
Pertemuan ke 4
Tema, Alur, dan Karakter/Perwatakan

Tema:
Inti, esensi atau pokok ide suatu cerita/penceritaan

Plot /ALUR
Kerangka penceritaan yang mengubah jalannya cerita
Awal
• Protasis/Eksposisi
• Epitasio/Komplikasi
Tengah
• Catastasis/Klimaks
• Krisis
• Epitasio/ Resolusi
Akhir
• Catastrophe/Kesimpulan
• Penyelesaian
• Denoument
• Catarsis
Protasis : Awal atau permulaan suatu cerita/Eksposisi
Epitasio : Jalinan kejadian yang memunculkan berbagai pertentangan/Komplikasi
Catastasis : Puncak peristiwa/Klimaks
Catastrophe : Penutup: Bencana/Kesimpulan/Penyelesaian

Teori Pola Peristiwa Bertolak pada Tokoh Cerita
• Perubahan : Berubah Bentrok
• Belajar : Bijaksana
• Kejayaan-Kejatuhan : Baik Buruk
• Melawan Kejahatan : Perjuangan

Irama Tragik Perjalanan Spiritual
Poema (Hubris) : Kehendak (sombong)
Pathema (Nemesis) : Tantangan (Dendam)
Mathema (Dike) : Bijaksana (Keadilan Dewata)

Memahami berbagai jenis Plot:

a. Plot Linier
b. Plot Sirkuler
c. Plot Episodik
Plot Linier
cerita bergerak secara berurutan dari A-Z




A Z Plot ini sangat umum digunakan dalam karya-karya drama, karena (kesannya) lebih mudah untuk ditangkap atau diterima oleh pembacanya. Disamping itu, plot linier ini juga tidak terlalu rumit dalam proses analisanya, karena secara structural lebih singkat dan padat. Bandingkanlah dengan struktur dramatik Aristoteles yang berbentuk piramida dibawah ini:

Klimaks

Komplikasi Resolusi




Eksposisi (Katarsis) Konklusi
Secara sederhana plot ini dapat dibagi dalam tiga bagian, yakni Awal (eksposisi), Tengah (Klimaks), dan Akhir (Konklusi atau Kesimpulan)
Plot linier dapat pula disebut plot Klimaks, karena cerita dimulai pada saat terjadinya klimaks.

Plot Sirkuler
cerita berkisar pada satu peristiwa saja. Plot ini sedikit rumit bila kita tidak mengenali karakter filosofis dari karya drama tersebut. Kesiasiaan manusia yang menjadi landasan karakter filosofis plot ini, menciptakan berbagai pengulangan dan pembuatan unsur plot baru yang tidak saling berkaitan. Kaitannya, justru terletak dari ketidaklogisan hubungan antar plot. Hal ini disebabkan oleh penempatan karakter atau penokohan yang memang dirancang tidak logis, terkesan tidak masuk akal (irrasional). Namun demikian, pola antar plot ini justru sangat rasional bila kita memahami dari karakter filosofis yang dimiliki tokoh-tokoh ceritanya. Plot semacam ini dapat kita lihat dalam sebagian karya Putu Wijaya, Samuel Beckett maupun Ionesco

Plot Episodik
jalinan cerita yang terpisah, kemudian bertemu pada akhir cerita. Drama episodik awalnya dimulai secara relatif dalam cerita, dan tidak memadatkan perilaku tetapi justru memperluasnya. Kekhasan drama episodik meliputi suatu perluasan masa waktu, kadang-kadang bertahun-tahun, dan jarak tempat yang lebih jauh. Dalam satu drama kita dapat melanglang buana kemana saja: ke ruang penyimpanan kecil, ruang perjamuan yang luas, tanah lapang yang terbuka, dan puncak gunung. Adegan pendek, terkadang hanya setengah halaman atau sangat panjang, melalui adegan panjang yang berganti-ganti. Contoh yang menunjukkan alam perluasan drama episodik: Antony dan Cleopatra karya Shakespeare memiliki tiga puluh empat tokoh dan lebih empat puluh adegan, bisa juga kita lihat pada lakon Faust (Wolfgang von Goethe), dan sebagian besar hikayat dan cerita-cerita pada teater tradisional kita.

Karakter/Perwatakan
• Sosiologis
Kedudukan sosial tokoh cerita: Ayah, Ibu, Anak, Bupati, Raja, Lurah, Kepala Kampung, Dokter, Hansip, Pedagang, dll
• Psikologis
Kondisi Kejiwaan tokoh cerita: Rajin, Pemalas, Peramah, Pemarah, Iri Hati, Pembohong, Setia, Baik Hati, Sabar, dll
• Fisiologis
Keadaan Fisik tokoh cerita: Tinggi, Pendek, Kekar, Ganteng, Cantik, Berambut Ikal, Bermata Sipit, Gemuk, Kurus, dll

Latar/Setting
Tempat Terjadinya Peristiwa. Seperti Hutan belantara, ruang tamu, ruang makan, kamar tidur, dll.

Ringkasan
Tema cerita memegang peranan penting, karena melalui tema cerita, pembaca drama maupun penonton teater dapat berinteraksi lebih fokus dalam memahami cerita atau pertunjukan. Sedangkan plot merupakan pedoman pembaca dalam mengetahui pergerakan cerita dari berbagai situasi yang terjadi. Karakter tokoh cerita merupakan media penting dalam memahami kontekstualisasi cerita. Dan, tempat terjadinya peristiwa merupakan pedoman interaksi yang faktual.

Topik Diskusi
1. Buatlah contoh cerita dengan mengindikasikan plot/alur awal-tengah-akhir. Lalu, tentukanlah temanya
2. Bacalah sebuah naskah drama, lalu temukanlah karakter sosiologis, psikologis dan fisiologisnya.
3. Bagaimana cara menentukan latar suatu peristiwa? Dan, bagaimana melakukan identifikasi terhadap latar yang berbeda-beda. Serta, jelaskan fungsi latar dalam suatu lakon drama.


Bersambung ke Pertemuan 5

Tidak ada komentar: